Ghoziyah's Blog

Pengaruh Berbagai Media Tanam Terhadap Kecepatan Perkecambahan Biji Kacang Hijau

Posted on: 6 July 2009


BAB I

PENDAHULUAN

1.1.         Latar Belakang

Menurut para pendapat tokoh, perkecambahan biji merupakan bentuk awal embrio yang berkembang menjadi sesuatu yang baru yaitu tanaman anakan yang sempurna menurut Baker, 1950. Sedangkan, menurut Kramer dan Kozlowski, 1979, perkecambahan biji adalah proses tumbuhnya embrio atau keluarnya redicle dan plumulae dari kulit biji.

Dalam perkecambahan, biji selalu mengalami pertumbuhan dan mengalami perkembangan. Pertumbuhan adalah proses kenaikan volume karena adanya penambahan substansi (bahan dasar) yang bersifat irreversibel (tidak dapat kembali). Sedangkan, perkembangan adalah proses menuju tercapainya kedewasaan yang tidak dapat diukur. Pertumbuhan dalam suatu perkecambahan biji dapat langsung diukur apabila tunasnya sudah keluar dan tumbuh. Sama halnya dengan pertumbuhan, perkembangan juga dapat dilihat dari tunas/awal, hanya saja tidak diukur melainkan melihat apa saja struktur tubuh kecambah yang mulai ada dari awal/tunas. Seperti pada awalnya, berkembang batang, akar, dan sebagainya. Pertumbuhan dan perkembangan suatu kecambah biji akan selalu berbeda-beda tergantung media tanam yang dipakai dan unsur-unsur yang terdapat dalam media tanam tersebut.

Media tanam merupakan media/tempat dimana tanaman/biji dapat tumbuh dan berkembang didalamnya. Contohnya seperti tanah, air, kapas, dan sejenis lainnya. Saat ini, di kehidupan sehari-hari atau dalam perkebunan, tanah selalu menjadi media tanam bagi benih yang akan ditanam. Tapi, dalam kegiatan penelitian, siswa-siswi selalu memakai kapas untuk perkecambahan biji mereka. Sedangkan, media tanam yang menggunakan air biasanya dikhususkan untuk tumbuhan hidroponik.

Dalam hal ini, dapat terlihat bahwa kegunaan  antara berbagai media tanam itu berbeda-beda. Tidak hanya kegunaannya saja tapi pengaruhnya terhadap perkecambahan suatu biji. Pengaruh tersebut dapat disebabkan karena setiap media tanam mengandung unsur-unsur dan struktur yang berbeda-beda.

1.2.         Rumusan Masalah

Dari penjelasan di atas maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut: “Bagaimanakah Pengaruh Berbagai Media Tanam terhadap Kecepatan Perkecambahan Biji Kacang Hijau?

1.3.         Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini, yaitu:

“Untuk mengetahui pengaruh berbagai media tanam terhadap kecepatan perkecambahan biji Kacang Hijau”.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.1.         Kajian Teori

2.1.1.     Teori dalam Perkecambahan Biji Kacang Hijau

Dalam perkecambahan biji Kacang Hijau ini, dasar teori yang digunakan adalah teori totipotensi yang ditulis oleh SCHLEIDEN dan SCHWANN (Suryowinoto dan Suryowinoto, 1977) yang menyatakan bahwa teori totipotensi adalah bagian tanaman yang hidup mempunyai totipotensi, kalau dibudidayakan di dalam media yang sesuai, akan dapat tumbuh dan berkembang menjadi tanaman yang sempurna, artinya dapat bereproduksi, berkembang biak secara normal melalui biji atau spora. Perkecambahan biji ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

Air
Suhu
Faktor perkecambahan
O2
Cahaya

Dalam perkecambahan biji (Jann dan Amen dalam Khan, 1934) selalu mengalami proses, yaitu:

  • Fisiologis dan genetis:

Serangkaian proses-proses yang merupakan kelanjutan dari metabolisme dan pertumbuhan yang telah terjadi sebelumnya; serta awal dari transkripsi genom.

  • Morfologis:

Transformasi dari bentuk embrio menjadi seedling (semai) yang sempurna.

  • Biokimia:

Diferensiasi sekuensial (satu persatu) pada proses-proses oksidasi dan sintesis.

Proses perkecambahan biji secara fisiologis:

  1. Penyerapan air
  • Masuknya air secara imbibisi dan osmose
  • Pelunakan kulit biji
  • Pengembangan embrio dan endosperm
  • Kulit biji pecah, radicle keluar
  1. Pencernaan
  • Merupakan proses terjadinya pemecahan zat / senyawa bermolekul besar dan kompleks menjadi senyawa bermolekul lebih kecil, sederhana, larut dalam air dan dapat diangkut melalui membran dan dinding sel
  • Makanan cadangan utama pada biji : pati, herniselulosa, lemak, protein
  • Proses pencernaan dibantu oleh enzim
  1. Pengangkutan zat makanan
  • Hasil pencernaan diangkut dari jaringan penyimpanan makan menuju titik-titik tumbuh pada embryonic axis, radicle dan plumulae
  • Biji belum punya jaringan pengangkut, sehingga pengangkutan dilakukan secara difusi atau osmosis dari satu sel hidup ke sel hidup lainnya
  1. Asimilasi
  • Merupakan tahap terakhir dalam penggunaan cadangan makan
  • Merupakan proses pembangunan kembali
  • Tenaga / energi berasal dari pernafasan
  1. Pernafasan (respirasi)
  • Merupakan proses perombakan makanan (karbohidrat) menjadi senyawa lebih sederhana (proses reduksi), dengan membebaskan sejumlah tenaga
  • Pertama kali terjadi pada embryonic axis; setelah cadangan habis, baru beralih ke endosperm / kotiledon
  • Aktivitas respirasi tertinggi adalah pada saat redicle menembus kulit biji
  1. Pertumbuhan
  • Ada dua bentuk pertumbuhan embryonic axis
  • Tenaga / energi berasal dari proses pernafasan

Proses perkecambahan morfologis

  • Merupakan suatu tahapan segera setelah terjadinya proses pengangkutan makanan dan pernafasan
  • Diawali oleh pembelahan dan perpanjangan sel
  • Dilanjutkan dengan embryonic axis yang makroskopik yanitu keluarnya redicle atau plumulae dari kulit biji.

Faktor yang mempengaruhi kecepatan perkecambahan dalam penyerapan air:

  1. Permeabilitas kulit/membran biji
  2. Konsentrasi air

Karena air masuk secara difusi (dari konsentrasi rendah ke tinggi), maka konsentrasi larutan di luar biji harus tidak lebih pekat dari dalam biji.

  1. Suhu air

Suhu air tinggi : energi meningkat, difusi air meningkat sehingga kecepatan penyerapan tinggi

  1. Tekanan hidrostatik

* berbanding terbalik dengan kecepatan penyerapan air

* ketika volume air dalam membran biji telah sampai pada batas tertentu, akan timbul tekanan hidrostatik yang mendorong ke luar biji, sehingga kecepatan penyerapan air menurun

  1. Luas permukaan biji yang kontak dengan air

* berhubungan dengan kedalaman penanaman biji

* berbanding lurus dengan kecepatan penyerapan air

  1. 6. Daya intermolekul

* merupakan tenaga listrik pada molekul-molekul tanah / media tumbuh : makin rapat molekul-molekulnya, makin sulit air diserap oleh biji

* berbanding terbalik dengan kecepatan penyerapan air

  1. Spesies dan varietas

Berhubungan dengan faktor genetik yang menentukan susunan kulit biji

  1. Tingkat kemasakan

Berhubungan dengan kandungan air dalam biji : biji makin masak, kandungan air berkurang, kecepatan penyerapan air meningkat

  1. Komposisi kimia

* biji tersusun atas karbohidrat, protein, lemak

* kecepatan penyerapan air : protein>karbohidrat>lemak

10.  Umur

Berhubungan dengan lama penyimpanan : makin lama disimpan, makin sulit menyerap air

2.1.2.     Teori mengenai Media Tanam

Banyak media tanam yang bisa dipilih untuk tanaman kita. Meskipun begitu, sebagian besar kegiatan pertanian dan pertamanan sampai saat ini masih bergantung kepada tanah. Mahluk-mahluk hidup di dalam tanah membantu memecah materi sisa tumbuhan dan bangkai hewan menjadi zat hara, yang kemudian diserap oleh akar tumbuhan. Jarang sekali kegiatan pertanian memakai media kapas, terkecuali para siswa yang akan melakukan penelitian biologi.

Dalam media tanam / tumbuh, tanah memiliki peran yang penting di bidang pertanian maupun perkebunan. Sebelumnya, dijelaskan terlebih dahulu, sifat fisik tanah dan apa saja yang terkandung dalam tanah sehingga menyebabkan tanah sering dipakai sebagai media tanam:

1.       Profil tanah

Jika tanah digali sampai kedalaman tertentu, dari penampung vertikalnya dapat dilihat gradasi warna yang membentuk lapisan-lapisan (horison) atau biasa disebut profil tanah. Di tanah hutan yang dusah matang terdapat tiga horison penting yaitu horison A, B dan C.

a Horison A atau top soil adalah lapisan tanah paling atas yang paling sering dan paling mudah dipengaruhi oleh faktor iklim dan faktor biologis. Pada lapisan ini sebagian besar bahan organik terkumpul dan mengalami pembusukan.

B  Horison B disebutkan juga dengan zona penumpukan ( illuvation zone ). Horizon ini memiliki bahan organik yang lebih sedikit tetapi lebih banyak mengandung unsur yang tercuci daripada horizon A.

c. Horizon C adalah zona yang terdiri dari batuan terlapuk yang merupakan bagian dari batuan induk.

2.  Warna tanah

Warna adalah petunjuk untuk beberapa sifat tanah. Biasanya perbedaan warna permukaan tanah disebabkan oleh perbedaan kandungan bahan organik. Semakin gelap warna semakin tinggi kandungan bahan organiknya. Warna tanah dilapisan bawah yang kandungan bahan organik rendah lebih banyak dipengaruhi oleh jumlah kandungan dan bentuk senyawa besi (Fe). Didaerah yang mempunyai sistem darinase (serapan air) buruk, warna tanahnya abu-abu karena ion besi yang terdapat didalam tanah berbentuk Fe 2+

3.  Tekstur tanah

Komponen mineral dalam tanah terdiri dari campuran partikel-partikel yang secara individu berbeda ukurannya. Menurut ukuran partikelnya, komponen mineral dalam tanah dapat dibedakan menjadi tiga yaitu :

  1. Pasir, berukuran 50 mikron – 2 mm
  2. Debu, berukuran 2-50 mikron
  3. Liat, berukuran dibawah 2 mikron

Tanah bertekstur pasir sangat mudah diolah, tanah jenis ini memiliki aerasi (ketersediaan rongga udara) dan drainase yang baik, namun memiliki luas permukaan kumulatif yang relatif kecil, sehingga kemampuan menyimpan air sangat rendah atau tanahnya lebih cepat kering.

Tabel 1. Perbandingan hara yang terdapat dalam jenis tekstur tanah

Jenis Tekstur P K Ca Fe2O3 MgO
Pasir 0,08 2,53 2,92 5,19 1,02
Debu 0,10 3,44 6,58 9,42 2,22
Liat 0,20 4,20 5,73 17,10 1,77

Tekstur tanah sangat berpengaruh pada proses pemupukan, terutama jika pupuk diberikan lewat tanah, pemupukan pada tanah bertekstur pasir tentunya berbeda dengan tanah bertekstur lempung atau liat, tanah bertekstur pasir memerlukan pupuk lebih besar karena unsur hara yang tersedia pada tanah berpasir lebih rendah. Disamping itu aplikasi pemupukan juga berbeda karena pada tanah berpasir pupuk tidak bisa diberikan sekaligus karena akan segera hilang terbawa air atau menguap.

Sedangkan, kapas memiliki struktur kapas yang lembut, dan juga memiliki daya serap air yang rendah. Sehingga, media tanam dengan kapas dapat terjaga kelembabannya, dan juga memiliki persediaan air dalam jangka waktu yang lama.

2.1.3.     Hubungan Media Tanam terhadap Kecepatan Perkecambahan

Hubungan antara media tanam dengan kecepatan perkecambahan adalah:

  1. 1. Daya intermolekul

* merupakan tenaga listrik pada molekul-molekul tanah / media tumbuh : makin rapat molekul-molekulnya, makin sulit air diserap oleh biji

* berbanding terbalik dengan kecepatan penyerapan air

Hal ini menyebabkan biji Kacng Hijau akan sulit untuk berkecambah.

  1. Media tanam bertekstur pasir sangat mudah diolah, media jenis ini memiliki aerasi (ketersediaan rongga udara) dan drainase yang baik, namun memiliki luas permukaan kumulatif yang relatif kecil, sehingga kemampuan menyimpan air sangat rendah atau tanahnya lebih cepat kering. Sehingga dapat menghambat kecepatan pertumbuhan kecambah karena kurangnya kelembaban.

1.2.         Kajian dan Hasil Penelitian

Setiap media tanam selalu memiliki daya intermolekul (tenaga listrik pada molekul-molekul media tumbuh) yang berbeda-beda. Apabila, molekul-molekulnya rapat maka air akan sulit diresap oleh biji tersebut. Sedangkan, apabila molekul-molekulnya renggang maka air akan mudah diresap oleh biji tersebut. Jadi, daya intermolekul itu berbanding terbalik dengan kecepatan penyerapan air. Sehingga, perkecambahan dapat terpengaruh oleh daya intermolekul suatu media tanam.

Selanjutnya, setiap media tanam selalu memiliki tekstur yang berbeda-beda. Apabila, media tanam tersebut bertekstur pasir maka media itu mudah untuk diolah, media jenis ini memiliki aerasi (ketersediaan rongga udara) dan drainase yang baik, namun memmiliki luas permukaan komulatif yang relatif kecil, sehingga kemampuan menyimpan air sangat rendah dan media tersebut lebih cepat kering. Yang kemudian, kecambah biji akan sulit bertumbuh karena kekurangan air.

Tidak hanya tekstur dan daya intermolekul yang dapat mempengaruhi perkecambahan, tetapi juga kandungan-kandungan unsur yang ada dalam media tanam tersebut. Kandungan unsur-unsur itu ada yang dapat mempercepat pertumbuhan dan juga memperhambat pertumbuhan. Tapi, kebanyakan unsur-unsurnya dapat membantu biji dalam perkecambahan.

1.3.         Rumusan Hipotesis

Rumusan hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut

“Berbagai media tanam dapat berpengaruh terhadap kecepatan perkecambahan biji Kacang Hijau.”.

Hipotesis ini disebut juga hipotesis alternatif, hipotesis yang menyatakan adanya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

5.1.         Variabel dan Definisi Operasional Variabel

Variabel merupakan faktor yang berpengaruh dan memiliki nilai (ukuran tertentu) serta dapat berubah atau diubah. Oleh karena itu, variabel sering diebut faktor ubah atau faktor penentu. Variabel yang dilibatkan dalam penelitian ini ada 3 macam, yaitu sebagai berikut

  • Variabel bebas:

Media tanam untuk perkecambahan biji Kacang Hijau

  • Variabel kontrol:

Jenis biji Kacang Hijau, air untuk penyiraman, volume air, tempat untuk media tanam beserta kecambah

  • Variabel terikat / respon:

Kecepatan perkecambahan biji Kacang Hijau

Dalam sebuah penelitian, tidak hanya variabel yang ditentukan tetapi operasional variabel juga. Operasional variabel ini berguna sebagai penjelasan bagaimana variabel tersebut diukur atau dibedakan. Operasional variabel yang dijelaskan dalam penelitian ini ada 2 macam, yakni:

  • Operasional variabel bebas

Media tanam untuk perkecambahan dibedakan dengan cara melihat struktur / tingkat resapan air media tersebut pada tiap tempat.

  • Operasional variabel terikat / respon

Kecepatan perkecambahan diukur dengan melihat tinggi kecambah tersebut dalam per hari.

5.2.         Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian menggambarkan bagaimana hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat yang akan diteliti. Dalam penelitian ini, rancangannya adalah sebagai berikut

  • Kelompok 1   :  Perlakuan disimpan di media tanah
  • Kelompok 2   :  Perlakuan disimpan di media kapas

Keterangan:

Tiap kelompok terdiri dari 6 biji Kacang Hijau, dan masing-masing ditempatkan dalam gelas aqua yang terpisah.

5.3.         Sasaran Penelitian

Populasi ialah seluruh kelompok objek penelitian atau kelompok subjek di mana kesimpulan akan digeneralisasikan. Dalam penelitian ini, populasi adalah semua jenis biji kacang-kacangan.

Sedangkan, sampel ialah bagian anggota populasi yang mewakili populasi. Pada penelitian ini, jenis biji kacang-kacangan yang dipakai adalah biji Kacang Hijau. Jadi, jumlah sampel penelitian adalah 2 × 6 biji Kacang Hijau.

5.4.         Alat dan Bahan Penelitian

Alat dan bahan yang diperlukan untuk melakukan eksperimen, yaitu:

a)      12 biji Kacang Hijau

b)      Air 50 ml

c)

harus sama volumenya

Tanah secukupnya

d)     Kapas secukupnya

e)      2 buah gelas aqua berukuran sama

f)       Stopwatch/jam

g)      Pensil, penggaris

5.5.         Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Berikut ini adalah prosedur penelitian pengaruh media tanam untuk biji Kacang Hijau terhadap kecepatan perkecambahan.

  1. Siapkan alat-alat dan bahan yang diperlukan.
  2. Masukkan tanah ke tempat kelompok 1 dan kapas ke tempat kelompok 2, volume dari keduanya harus berjumlah sama, lebih kurang ¼ bagian.
  3. Tanam 6 biji Kacang Hijau ke dalam setiap gelas aqua yang berisi tanah dan kapas.
  4. Amati perkecambahan biji dengan interval 24 jam atau sehari sekali.
  5. Catat hasil pengamatan ke dalam tabel pengamatan.

5.6.         Rencana Analisis Data

Analisis data adalah cara mengolah data hasil penelitian sehingga membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukan. Pada penelitian ini, analisis data yang dapat dilakukan adalah:

  1. Mencari nilai rata-rata kecepatan perkecambahan biji Kacang Hijau pada tiap perlakuan
  2. Membandingkan hasil antara satu perlakuan dengan perlakuan yang lain.

5.7.         Jadwal Penelitian

Jadwal penelitian mengenai pengaruh berbagai media tanam terhadap kecepatan perkecambahan biji Kacang Hijau, adalah sebagai berikut

Nama Kegiatan

Minggu 1

1234567

Minggu 2

1234567

Minggu 3

1234567

  1. 1. Menyusun proposal

xxx

  1. 2. Menyiapkan alat dan bahan

xx

  1. 3. Melakukan penelitian

xxxxx

  1. 4. Analisis data

xx

  1. 5. Menulis laporan penelitian

xxxxxx

BAB IV

DATA DAN PEMBAHASAN

4.1.         Deskripsi Data

Dalam setiap media tanam, terdapat daya intermolekul:

* merupakan tenaga listrik pada molekul-molekul tanah / media tumbuh : makin rapat molekul-molekulnya, makin sulit air diserap oleh biji

* berbanding terbalik dengan kecepatan penyerapan air

Hal ini menyebabkan biji Kacang Hijau akan sulit untuk berkecambah di media tanah.

Juga, terdapat tekstur yang berbeda-beda:

Tanah bertekstur pasir sangat mudah diolah, tanah jenis ini memiliki aerasi (ketersediaan rongga udara) dan drainase yang baik, namun memiliki luas permukaan kumulatif yang relatif kecil, sehingga kemampuan menyimpan air sangat rendah atau tanahnya lebih cepat kering.

Tabel 1. Perbandingan hara yang terdapat dalam jenis tekstur tanah

Jenis Tekstur P K Ca Fe2O3 MgO
Pasir 0,08 2,53 2,92 5,19 1,02
Debu 0,10 3,44 6,58 9,42 2,22
Liat 0,20 4,20 5,73 17,10 1,77

Tekstur tanah sangat berpengaruh pada proses pemupukan, terutama jika pupuk diberikan lewat tanah, pemupukan pada tanah bertekstur pasir tentunya berbeda dengan tanah bertekstur lempung atau liat, tanah bertekstur pasir memerlukan pupuk lebih besar karena unsur hara yang tersedia pada tanah berpasir lebih rendah. Disamping itu aplikasi pemupukan juga berbeda karena pada tanah berpasir pupuk tidak bisa diberikan sekaligus karena akan segera hilang terbawa air atau menguap.

Sedangkan, kapas memiliki struktur kapas yang lembut, dan juga memiliki daya serap air yang rendah. Sehingga, media tanam dengan kapas dapat terjaga kelembabannya, dan juga memiliki persediaan air dalam jangka waktu yang lama.

Dalam penelitian ini, biji dengan media kapas lebih cepat daripada dengan media tanah. Berikut ini adalah hasil pengukuran pertumbuhan biji selama jangka waktu 5 hari.

Dalam cm

rabu

kamis

Jum’at

sabtu

minggu

kapas

tanah

kapas

tanah

kapas

Tanah

kapas

tanah

kapas

tanah

Biji 1

Biji 2

Biji 3

Biji 4

Biji 5

Biji 6

0,5

0,3

0,2

0,2

0,2

0,1

0,1

1,5

1,3

0,9

0,9

0,7

0,5

0,7

0,5

0,4

0,3

0,3

0,1

3,2

2,4

1,8

1,7

1,3

1,2

1,8

1,5

0,7

0,6

0,5

0,3

12,4

11,1

8,6

7,9

6,9

4,3

8,3

8,0

4,4

1,6

1,2

1,0

Dalam penelitian ini, juga diperoleh gambar yang menunjukkan bahwa perkecambahan biji Kacang Hijau lebih cepat di media kapas.

4.2.         Uji Hipotesis

Dengan penelitian mengenai pengaruh media tanam terhadap suatu perkecambahan ini, dapat diketahui bahwa daya intermolekul dan tekstur setiap media tanam berbeda. Hal itulah yang membuat pengaruh terhadap perkecambahan. Jadi, rumusan hipotesis diterima karena sesuai dengan hasil penelitian.

Hipotesis mengatakan bahwa berbagai media tanam dapat berpengaruh terhadap kecepatan perkecambahan biji Kacang Hijau. Dalam menguji hipotesis, kita bisa melakukan pengamatan terhadap media tanam yang dipakai beberapa orang. Contoh, siswa dan insinyur pertanian. Kebanyakan siswa memilih kapas sebagai media tanam untuk penelitian kecambahnya. Sedangkan insinyur pertanian kebanyakan memeran pentingkan tanah dalam pertaniannya. Hal ini membuktikan bahwa terdapat perbedaan antara media tanah dan kapas yang kemudian mempengaruhi suatu perkecambahan. Sehingga, hipotesis ini dapat berlaku di kemudian hari.

4.3.         Pembahasan

Setelah diteliti, ternyata perkecambahan biji Kacang Hijau lebih cepat di media kapas. Alasannya:

  • Daya intermolekul yang dimiliki oleh tanah kecil. Sehingga molekul-molekulnya yang rapat dapat membuat air sulit diserap oleh biji. Sedangkan di kapas, moleku-molekulnya renggang sehingga biji dapat menyerap dengan mudah.
  • Tanah bertekstur pasir sangat mudah diolah, media ini memeliki aerasi (ketersediaan rongga udara) dan drainase yang baik, namun memiliki luas permukaan kumulatif yang relatif kecil, sehingga kemampuan menyimpan air sangat rendah atau tanahnya lebih cepat kering. Sehingga dapat menghambat kecepatan pertumbuhan kecambah karena kurangnya kelembaban.

Jadi, setiap media yang berbeda pasti selalu memberikan pengaruh yang berbeda-beda terhadap suatu perkecambahan. Karena, setiap media tanam pasti memiliki daya intermolekul, tekstur, unsur, dan yang lainnya berbeda-beda.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.         Kesimpulan

Jadi, kesimpulannya adalah media tanam dapat berpengaruh terhadap kecepatan perkecambahan biji Kacang Hijau. Mulai dari daya intermolekul, tekstur media tersebut dan lain-lain. Apabila media tanam memiliki daya intermolekul yang kecil maka kecepatan perkecambahan juga akan lambat dikarenakan biji sulit dalam menyerap air. Sedangkan, apabila daya intermolekul besar maka sebaliknya. Sedangkan, dilihat dari tekstur, apabila media tanam memiliki tektur pasir atau kasar, maka akar akan sulit mendapatkan air dikarenakan tekstur pasir mudah kengalami kekeringan. Sedangkan, tekstur serat atau halus membuat akar mudah mendapatkan air karena kelembaban akan terjadi dalam jangka waktu lama.

5.2.         Saran

Saran terhadap penelitian ini adalah:

  • Lebih baik dilakukan penelitian lebih detail mengenai unsur-unsur yang terkandung dalam media tanam.
  • Perlu dilakukan penelitian kembali untuk mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan perkecambahan kacang Hijau.

DAFTAR PUSTAKA

Pratiwi, D.A., S. Maryati, Srikini, Suharno, & Bambang S. 2007. BIOLOGI untuk SMA Kelas X. Jakarta: Penerbit Erlangga

www.google.com

http://ftp.ui.edu/bebas/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/Praweda/Biologi/0055%20Bio%202-3b.htm

http://elisa.ugm.ac.id/files/yeni_wn_ratna/67PHjdvQ/III-perkecambahan.doc.edu.htm

http://ditjenbun.deptan.go.id/benihbun/benih/index

http://www.kebonkembang.com/content/view/168/44/

http://e-learning.unram.ac.id/KulJar/BAB%20I%20PENDAHULUAN/I%20Pendahuluan.htm

LAMPIRAN

Hasil Penelitian:

Dalam cm

rabu

kamis

Jum’at

sabtu

minggu

kapas

tanah

kapas

tanah

kapas

Tanah

kapas

tanah

kapas

tanah

Biji 1

Biji 2

Biji 3

Biji 4

Biji 5

Biji 6

0,5

0,3

0,2

0,2

0,2

0,1

0,1

1,5

1,3

0,9

0,9

0,7

0,5

0,7

0,5

0,4

0,3

0,3

0,1

3,2

2,4

1,8

1,7

1,3

1,2

1,8

1,5

0,7

0,6

0,5

0,3

12,4

11,1

8,6

7,9

6,9

4,3

8,3

8,0

4,4

1,6

1,2

1,0

Leave a comment

Calendar

July 2009
S M T W T F S
 1234
567891011
12131415161718
19202122232425
262728293031  

Categories

Archives